Kakanwil Kemenag: Perbedaan Pasti Ada, Tanggapi Dengan Sikap Moderat

MMCKalteng – Palangka Raya – Kehidupan masyarakat memiliki banyak perbedaan. Diperlukan sikap menerima perbedaan tersebut agar tidak seluruh perbedaan harus diperdebatkan.
Kakanwil Kemenag Kalimantan Tengah H. Abd. Rasyid dalam penutupan kegiatan pembinaan moderasi kelembagaan Buddha di Palangka Raya pada Minggu (14/3/2021) menuturkan, kesiapan kita dalam menerima perbedaan salah satunya dipengaruhi cara pandang atas perbedaan itu sendiri.
Baca juga : Wagub Edy Pratowo Pimpin Apel Besar Lingkup Pemprov Kalteng dan Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XXVII“Cara pandang yang tepat melihat sebuah perbedaan adalah melalui sikap yang moderat atau tidak berlebihan,” katanya.
Cara pandang moderat inilah yang saat ini terus diperkuat Kementerian Agama. Melalui berbagai sisi, Kementerian Agama fokus untuk menggaungkan hal itu, termasuk dalam hal moderasi beragama.
Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Ekstremisme, radikalisme, ujaran kebencian (hate speech), hingga retaknya hubungan antarumat beragama, merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini.
“Silahkan berpendapat, namun jangan sampai memaksakan pendapat. Ini juga yang perlu kita terapkan dalam hal beragama, ketika menghadapi perbedaan dalam hal amalan ajaran agama,” tegas Kakanwil.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini membuat informasi keagamaan menyebar secara cepat, termasuk kebebasan masyarakat dalam berpendapat. Dalam hal ini, Kakanwil menegaskan bahwa umat beragama dapat berpendapat secara bebas, namun tidak boleh memaksakan pendapat tersebut.
Lebih lanjut Kakanwil menjelaskan bahwa perbedaan adalah realita dunia yang perlu disikapi secara bijak. “Dunia ini pasti banyak perbedaan, jadi tidak perlu ada perdebatan. Cari satu titik untuk menyatukan perbedaan tersebut,” ujarnya.
H. Abd. Rasyid mengimbau agar tokoh agama Buddha memperkuat moderasi beragama dengan memperkokoh kerukunan internal umat Buddha terlebih dahulu untuk kemudian memperkokoh kerukunan antarumat beragama. “Kedepankan persamaan hak dan kesetaraan sesama umat,” sebut Kakanwil.
Dia mengajak para tokoh agama menjadi para pelaku moderasi beragama demi menjaga kerukunan umat beragama di Kalimantan Tengah.
“Pasti akan ada kebahagiaan tersendiri dalam diri kita ketika kita mampu menjadi pelaku moderasi beragama yang mampu hidup berdampingan satu sama lain,” tutup Kakanwil.
Kegiatan moderasi kelembagaan agama Buddha ini diikuti 20 peserta dari pengurus majelis agama Buddha. Kegiatan dibuka secara oleh Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Kemenag RI Supriyadi melalui virtual zoom. (Maturidi)