Meriahkan HUT, Desa Lalang Gelar Festival Budaya Danau Limau

MMCKalteng - Kotawaringin Barat - Dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-55, Desa Wisata Lalang menggelar Festival Danau Limau yang mengusung tema “Mengangkat Kearifan Lokal Desa”. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kotawaringin Barat Edie Faganti mewakili Bupati, di Danau Limau, Desa Lalang, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Senin (07/07/2025).
Dalam sambutannya, Edie Faganti menyampaikan bahwa festival ini bukan sekadar perayaan simbolik, tetapi menjadi instrumen penting dalam memperkuat sektor pariwisata lokal, mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat, serta menjalin kolaborasi lintas sektor.
Baca juga : Majelis Taklim DPMPTSP Prov. Kalteng Berbagi Berkah Ramadan 1443 H kepada Kaum Dhuafa“Agenda ini menggambarkan kerja sama pentahelix antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi, dan media,” jelasnya.
Festival Danau Limau menghadirkan berbagai aktivitas budaya yang menonjolkan kekayaan tradisi lokal. Di antaranya adalah prosesi menyalai ikan dan memasak ketupat Malambeh, dua warisan kuliner yang mengandung nilai sejarah dan makna simbolis bagi masyarakat Desa Lalang. Tradisi ini bukan hanya menyajikan cita rasa khas, melainkan juga merekatkan kembali ingatan kolektif terhadap nilai-nilai leluhur. Berbagai lomba seperti balap perahu, memancing, dan panjat pinang turut memeriahkan rangkaian acara.

Kemeriahan tampak dari antusiasme masyarakat yang memadati area festival, termasuk pengunjung dari luar daerah. Mereka tidak hanya menyaksikan beragam pertunjukan budaya, tetapi juga aktif dalam lomba kuliner tradisional, pameran kerajinan lokal, pagelaran musik, tari kreasi “paris berantai” dari PAUD Limau Indah, serta atraksi pencak silat Lawang Sekepeng.
Kepala Desa, Muhammad Alfansuri, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian desanya yang kini diakui sebagai destinasi unggulan di Kalimantan Tengah.
“Kami mengapresiasi dukungan semua pihak. Acara ini memperkuat identitas kami dan membuka jalan menuju pengembangan pariwisata berkelanjutan,” ujarnya.
Festival ini juga menjadi ruang edukasi lintas generasi. Anak-anak sekolah dilibatkan dalam berbagai workshop budaya dan permainan tradisional guna memastikan bahwa nilai-nilai lokal tetap hidup dan diwariskan ke generasi berikutnya.
Dengan pendekatan yang mengedepankan keseimbangan antara konservasi budaya dan inovasi kreatif, Festival Danau Limau mempertegas bahwa pariwisata sejatinya adalah alat pemberdayaan sosial dan pelestarian budaya.
“Pariwisata tidak hanya soal destinasi, tetapi tentang transformasi sosial yang berakar pada budaya,” pungkas Edie Faganti.
Perayaan ini bukan hanya menandai usia ke-55 Desa Wisata Lalang, tetapi juga menegaskan komitmennya dalam menjaga serta mengembangkan kearifan lokal. Melalui semangat pelestarian dan pembaharuan budaya, desa ini membangun masa depan yang berakar dari tradisinya. (MTD/Edit:ARK)