Karya Besar dari Pengasingan Pulau Buru
Elga Arya PutraMMCKalteng- Pramoedya Ananta Toer banyak melahirkan karya-karya yang luar biasa. Salah satunya serial Tetralogi buru yang menjadi masterpiece. Serial ini memuat Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Tetralogi Buru menceritakan kisah perjuangan seorang Minke, yang sebenarnya adalah R.M Tirto Adhi Soerjo, seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia, dikenal juga sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Tirto adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Dia juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu.
Baca juga : Tindaklanjut MoU Optimalisasi Jalan Pertamina Demi Kesejahteraan dan Kenyamanan MasyarakatKarya ini lahir ketika Pram ditangkap dan dibuang ke Pulau Buru, kawasan timur Indonesia. Jilid pertama hanya diceritakan secara lisan kepada sesama rekan tahanan karena tidak adanya fasilitas menulis. Dia juga pernah mendapat kiriman mesin TIK dari penulis perancis, Jean Paul Sastre. Namun tidak pernah ia terima, yang ada dia malah menerima mesin TIK rusak yang pitanya harus dibuat sendiri oleh para tahanan itu dengan bahan seadanya.
Pram terbukti sebagai seorang sejarawan handal yang menawarkan cara pandang sejarah yang berbeda. Sementara sejarah yang ada selama ini menurutnya hanyalah sejarah para penguasa dan peperangan, ia pun selalu berusaha memotret dan menggali sejarah dari sudut pandang rakyat dan kaum jelata. Pramoedya Ananta Toer banyak menerima penghargaan nasional dan internasional seperti Ramon Magsaysay Award, Hadiah Budaya Asia Fukuoka XI, Norwegian Authors` Union Award serta penghargaan dari Universitas Michigan Amerika.
Pramoedya berpulang pada tanggal 30 April 2006, dia dimakamkan di TPU Karet Bivak. Selain tetralogi buru, banyak karya terkenal pram lainnya, antara lain Arok Dedes, Gadis Pantai dan Arus Balik. (EAP/Foto: Net/Berbagai Sumber)
