Anak Indonesia, Anak GENIUS (Gesit Empati beraNI Unggul Sehat)

MMCKalteng - Setiap tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Sejarah terbentuknya HAN berawal dari gagasan mantan Presiden RI 2 (Soeharto) yang melihat anak-anak sebagai aset dalam kemajuan bangsa. Untuk meningkatkan kesejahteraan anak serta melindungi hak-hak anak, dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang bertujuan untuk melakukan pengawasan pelaksanaan upaya perlindungan anak dan juga memberikan saran serta masukkan secara langsung ke Presiden tentang berbagai upaya yang perlu dilakukan berkaitan dengan perlindungan anak.
Pada peringatan HAN tahun ini, 165 anak dari 13 Provinsi dan 31 Kabupaten/Kota se-Indonesia berkumpul di Surabaya mulai tanggal 20-22 Juli, yang diisi dengan kegiatan-kegiatan posistif seperti bernyanyi, menari, belajar bersama serta bebas berekspresi. Puncak acara digelar hari ini Senin (23/7) di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan.
Baca juga : Aksi Donor Darah Sebagai Bakti Sosial Kepada MasyarakatDi lokasi yang berbeda, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga memperingati HAN dengan tema “Stop Perkawinan Anak” di Panggung Putro Pendowo, area teater Imax Keong Mas, TMII, Minggu (22/7). Harapannya peringatan HAN dapat menjadi momentum pengingat untuk memperjuangkan hak-hak anak. BKKBN mengajak para anak yang turut hadir untuk berikrar stop pernikahan dini serta melakukan komitmen kepada masyarakat dan pemerintah untuk melindungi hak-hak anak demi mempersiapkan perencanaan berkeluarga yang matang. Acara peringatan di TMII tersebut diramaikan dengan adanya tarian anak-anak Lenggang Nyai dari Rumah Singgah Simata, Flashmob Asian Games 2018, lomba mewarnai dan berbagai permainan lainnya. (Rikah / Foto : Asep)