Komisi B Tinjau HTI Akasia PT IFP

PALANGKA RAYA-Jajaran DPRD Kalteng melalui Komisi B, melaksanakan peninjauan ke lapangan dibidang kehutanan. Tujuannya selain memperketat pengawasan dan menjalankan tupoksi bersama mitra kerja yang notabene pihak eksekutif.
Pihaknya mengunjungi PT Industrial Forest Plantation (IFP) yang berlokasi di Kecamatan Mentangai, Kabupaten Kapuas.
Baca juga : Kembangkan Potensi Masyarakat dan Perpustakaan Deposit, Dispursip Kalteng Gelar Lomba Karya Tulis Cerita DaerahKunjungan Kerja (Kunker) tersebut secara langsung melihat Hutan Tanaman Industri (HTI), yang dibuka oleh perusahaan tersebut. Kegiatan itu sendiri dikoordinatori oleh Wakil Ketua Komisi B HM Asera.
Hadir juga jajaran dewan lainnya seperti Totok Sugiharto, Lodewik Christopel Iban, dan Anggoro D Purnomo. Pihaknya berkunjung ke Basecamp dan Areal perusahaan di Desa Tepian Humbang Lahei dan sekitarnya.
Didampingi jajaran Dinas Kehutanan Provinsi. Rombongan diterima secara langsung, jajaran manajer PT IFP di camp pembibitan dan areal penanaman.
“Kita bertujuan melihat kondisi di lapangan, terkait progress dan kinerja investasi di bidang kehutanan, khususnya di wilayah Kapuas,” ujarnya belum lama ini. Selain itu dewan juga sekaligus mempertanyakan berbagai persoalan, yang dihadapi perusahaan di lapangan. Pihaknya sendiri mengakui sangat mendukung kehadiran investor di Kalteng.
Tentunya dalam upaya pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Intinya jangan sampai ada hambatan apapun untuk soal investasi, kendati masih ada beberapa laporan dari masyarakat yang bersifat negatif.
Dirinya mencontohkan seperti laporan soal penggusuran lahan milik warga. Sebut saja adanya keluhan masyarakat, untuk dugaan pembabatan hutan diluar Rencana Kerja Tahunan (RKT), serta praktek ilegal logging. Menanggapi adanya keluhan tersebut Manajer Areal Yustinus Sarono mengatakan pelaksanaan investasi HTI jenis Acasia Vrascicerpt itu, pada awalnya memiliki keraguan.
“Hal itu dikarenakan lahannya masih bergambut dan berpasir. Namun seiring waktu melalui inovasi, pengkajian, dan penelitian lebih lanjut, pengembangan akasia berjalan dengan baik,” ujarnya. Bahkan selama dua tahun terakhir, sosialiasi dan kemitraan terhadap masyarakat setempat juga terus intens dilaksanakan.
Bisa dikatakan kehadiran PT IFP sendiri disambut baik masyarakat Tepian Humbang dan Lahei.
Pasalnya perusahaan tersebut merekrut serta memberdayakan warga lokal, dengan presentase 100 persen dari 55 tenaga pembibitan. Selain itu ada juga karyawan bidang pengamanan ataupun penanaman. Dirinya menambahkan untuk realisasi penanaman ada 2.776 Ha dari izin yang dipercayakan dengan luasan 101.840 Ha. Bahkan untuk tahun ke tahun berikugnya target RKT serta penanaman juga terus pihaknya laksanakan, dimana tahun ini ditargetkan seluas 1.070 Ha.