BNPB dan BPBD Prov. Kalteng Tegaskan Komitmen Hadapi Karhutla

MMCKalteng - Palangka Raya — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan keseriusan menghadapi musim kemarau 2025 yang diprediksi berlangsung hingga Oktober. Dalam Rapat Monitoring dan Evaluasi (Monev) penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secara daring, Rabu (2/7/2025), Kepala BNPB Suharyanto mengklaim penurunan luas karhutla nasional hingga 88 persen sebagai bukti nyata kerja sama lintas sektor.
“Ini capaian luar biasa. Hanya mungkin tercapai karena sinergi semua pihak, dari pusat sampai desa,” kata Suharyanto.
Baca juga : Bupati Barito Utara Paparkan Raperda APBD Perubahan Tahun Anggaran 2019Adapun Kalimantan Tengah, yang menjadi salah satu dari enam provinsi prioritas, mencatat 84 kejadian karhutla dengan luasan terdampak sekitar 55,90 hektare hingga akhir Juni. Meski belum menetapkan status siaga darurat, Pemprov Kalteng sudah bergerak cepat dengan mengaktifkan langkah taktis sejak awal Juni.
Untuk memperkuat barisan penanganan, BNPB menyiagakan 21 helikopter patroli dan water bombing, dua diantaranya khusus Kalimantan Tengah. Operasi Modifikasi Cuaca (TMC) juga disiapkan di wilayah rawan awan, termasuk Kalbar, Jambi, dan Sumsel. Dukungan darat pun tak kalah masif: Kalimantan Tengah menerima distribusi 770 unit APD, 104 pompa, 1.350 selang, tenda posko, handy talkie, hingga portable tank.
“Penanganan karhutla bukan hanya soal alat, tapi sinergi, kesiapan, dan ketegasan. Kami akan terus dampingi setiap daerah,” ujar Suharyanto.

Di tingkat daerah, Kalaksa BPBD Prov. Kalteng Ahmad Toyib melaporkan sudah mengaktifkan 77 Pos Lapangan (Poslap) di 52 kecamatan prioritas dengan 697 personel gabungan TNI, Polri, dan relawan Masyarakat Peduli Api (MPA).
“Kami tidak menunggu status darurat. Posko dan Poslap sudah jalan sejak awal Juni. Kesiapsiagaan, patroli rutin, dan edukasi masyarakat adalah langkah konkret kami,” jelas Ahmad Toyib.
Disampaikan pula, pada Apel Kesiapsiagaan akhir Mei lalu, Pemprov Kalteng juga menyerahkan bantuan alat pemadam portable dan APD kepada 77 kelompok MPA. Toyib menekankan, “Kebanggaan kami bukan saat memadamkan api, tapi ketika wilayah tetap aman dari api," bebernya.
Rapat Monev yang digelar hybrid itu sekaligus memantapkan koordinasi lintas sektor di bawah Desk Karhutla Nasional. Semua bergerak menuju satu target: mencegah munculnya titik api sejak dini.
“Lebih baik tidak ada api sejak awal daripada sibuk memadamkan. Pencegahan adalah garis depan kami,” tutup Toyib.
(Foto : PPID BPBD Kalteng)/Edt:WP