Tari Kinyah Mandau Hatue, Warisan Budaya Dayak Ngaju yang Sarat Nilai Kepahlawanan

MMCKalteng - Tari Kinyah Mandau Hatue merupakan salah satu kesenian tradisional suku Dayak yang memadukan unsur bela diri, keterampilan perang, dan elemen teatrikal. Tarian ini populer di kalangan masyarakat Dayak, bahkan hampir seluruh komunitas Dayak di Kalimantan menjadikannya sebagai bagian dari warisan budaya mereka.
Nama Tari Kinyah Mandau Hatue berasal dari kata kinyah yang berarti gerak refleks dan menggunakan mandau sebagai propertinya serta ditarikan oleh laki-laki. Tarian ini ditampilkan oleh laki-laki dan menggunakan properti utama berupa mandau (senjata tradisional Dayak), talawang (perisai), dan garantung (alat musik).
Baca juga : Waspada..!!! Konfirmasi hari ini 210 orangTarian ini diangkat dari tokoh perang Dayak Ngaju, yaitu Tambun Bungai sosok yang dikenal berjasa dalam menjaga keamanan, melindungi wilayah, dan mempertahankan kehormatan tanah leluhurnya dari serangan lawan. Tarian ini menggambarkan budaya dan kemampuan bertempur masyarakat Dayak di bawah kepemimpinan Tambun Bungai.
Menurut penjelasan Russela dalam penelitian yang berjudul Makna Tari Kinyah Mandau Hatue Suku Dayak Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Tambun Bungai adalah keturunan langsung dari Sempung dan Nyai Nunyang, pasangan leluhur yang dipercaya sebagai asal-usul Suku Dayak Ngaju sejak abad ke-5. Tarian ini dapat dimainkan oleh penari laki-laki, baik secara perseorangan maupun berkelompok.
Kata kinyah juga menjadi akar istilah dari kata “takinyah”, yang merujuk pada gerakan spontan atau secara tiba-tiba. Tarian ini pada dasarnya merepresentasikan peran Hatue Kapuas dari Dayak Ngaju dalam menanamkan nilai-nilai patriotisme kepada generasi penerus, agar mereka terus menjaga, melindungi, serta mempertahankan harga diri dan kehormatan Bumi Tingang Menteng Panunjung Tarung.
Tari Kinyah Mandau Hatue jadi gambaran keberanian para hatue Dayak dari Kalimantan Tengah yang selalu siap membela suku dan bangsanya tanpa rasa takut atau putus asa. Lewat tarian ini juga terlihat jelas bagaimana mereka piawai memainkan senjata tradisional khas Dayak dengan penuh keterampilan. (MTD/edit: IAQ)