Strategi Inovatif Generasi Z dalam Melawan Arus Budaya Asing

MMCKalteng - Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya akan budaya. Setiap daerah memiliki tradisi, adat istiadat, kesenian, hingga kuliner yang menjadi identitas sekaligus kebanggaan. Namun, di era globalisasi, arus budaya asing masuk dengan cepat melalui teknologi dan media sosial. Kehadiran budaya luar ini sering kali memengaruhi gaya hidup masyarakat, terutama Generasi Z yang merupakan pengguna aktif internet. Kondisi ini menimbulkan tantangan baru bagaimana cara mempertahankan budaya lokal agar tetap hidup di tengah gempuran budaya asing?
Globalisasi sebenarnya tidak selalu membawa dampak negatif jika disikapi secara bijak. Akan tetapi, tanpa pemahaman yang kuat terhadap identitas budaya sendiri, budaya Indonesia khususnya Kalimantan Tengah berisiko tergeser. Tantangan utamanya terletak pada gaya hidup modern yang membuat budaya asing tampak lebih menarik. Tidak sedikit remaja yang lebih akrab dengan K-pop, drama Korea, atau tren global lainnya dibandingkan dengan budaya daerah. Apalagi, konten digital lebih sering mempromosikan budaya luar ketimbang budaya lokal, sehingga generasi muda semakin terpapar pada budaya asing.
Baca juga : Plt. Gubernur Kalteng Hadiri Rapur ke-8 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020 Tentang APBD Prov. Kalteng TA. 2021Peran Generasi Z dalam Melestarikan Budaya
Sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi, Generasi Z memiliki peran penting sekaligus peluang besar dalam menjaga keberlangsungan budaya lokal. Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Menggunakan Teknologi untuk Promosi Budaya
Generasi Z dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana memperkenalkan budaya lokal. Konten kreatif di TikTok, YouTube, atau Instagram yang mengangkat cerita budaya akan menjangkau audiens lebih luas. Bahkan, pengembangan aplikasi dan website bertema budaya bisa menjadi upaya efektif untuk meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya bangsa. Sejarawan Dr. Anhar Gonggong menegaskan bahwa kreativitas menjadi kunci agar budaya lokal tetap relevan.
2. Menyesuaikan Budaya Lokal dengan Perkembangan Zaman
Budaya tidak harus kaku atau kuno. Dengan inovasi, budaya lokal dapat dikemas lebih menarik bagi generasi muda. Contohnya, desain batik dengan sentuhan modern, kolaborasi musik tradisional dengan genre populer, hingga film atau animasi yang mengangkat cerita rakyat Indonesia. Menurut pakar kebudayaan Dr. Yudi Latif, adaptasi dan inovasi adalah cara agar budaya tetap hidup dan diminati.
3. Berpartisipasi dalam Komunitas Budaya
Aktif mengikuti sanggar seni, festival budaya, maupun kegiatan budaya di sekolah atau kampus dapat memperkuat ikatan generasi muda dengan identitas mereka. Penelitian dari Badan Bahasa menunjukkan bahwa remaja yang terlibat dalam komunitas budaya cenderung lebih peduli dalam melestarikan tradisi.
4. Melestarikan Bahasa Daerah
Bahasa adalah bagian penting dari budaya yang kini banyak terancam punah. Generasi Z dapat melestarikannya dengan cara sederhana, seperti menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, menciptakan konten digital dengan bahasa lokal, atau menyanyikan lagu-lagu daerah. Data UNESCO bahkan mencatat bahwa setiap tahun ada bahasa daerah yang hilang, sehingga peran generasi muda dalam menjaga bahasa daerah sangatlah krusial.
5. Menjadikan Budaya Lokal sebagai Identitas dan Kebanggaan
Generasi Z juga perlu menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya Indonesia. Budaya lokal dapat diperkenalkan di tingkat internasional melalui kompetisi budaya, branding produk lokal agar mendunia, maupun menjadi duta budaya dalam pertukaran pelajar. Menurut Prof. Bambang Purwanto, kebanggaan terhadap budaya sendiri merupakan modal utama agar budaya tetap bertahan di tengah perubahan zaman.
Globalisasi membawa tantangan besar sekaligus peluang berharga. Generasi Z yang akrab dengan teknologi memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga dan mengembangkan budaya lokal. Dengan kreativitas, inovasi, serta rasa bangga terhadap identitas bangsa, budaya Indonesia tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga dapat dikenal dan dihargai di tingkat dunia. (MTD)