Lomba \" Mangaruhi\" Cara Jitu Melestarikan Warisan Budaya Kalteng

MMCKalteng, Palangka Raya – Riuh rendah penuh tawa tampak terdengar dari kerumunan orang yang menyaksikan tingkah polah belasan orang yang terlihat serius mengendap-ngendap dan berjibaku pada sebuah kolam yang airnya keruh dan kotor. Suasana itu tidak lain dari kegiatan lomba mangaruhi atau malutu (tangkap ikan dengan tangan tanpa alat) yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalimantan Tengah melalui UPT Museum Balanga Palangka Raya. Kepala Disbudpar Kalteng, Guntur Talajan mengatakan, lomba mangaruhi yang digelar UPT Museum Balanga Palangka Raya, selain menjadi kegiatan rutin setiap tahun, disisi lain kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai rangkaian memeriahkan peringatan HUT ke-74 RI. Sejauh ini kata dia, lomba mangaruhi yang merupakan kearifan lokal masyarakat Kalteng ini mendapat perhatian pemerintah pusat, terutama melalui Kementerian Pariwisata, dimana diharapkan lomba mangaruhi tersebut harus seringkali digelar. Hal itu tidak lain sebagai upaya mempertahankan dan melestarikan nilai seni budaya dan kearifaan lokal serta mampu menjadi wisata budaya mangaruhi. “Seperti hari ini kita laksanakan sesuai dengan amanah kemenpar pusat, bahwa budaya menangkap ikan tanpa alat sarat bernilai budaya, sehingga harus tetap dilestarikan,” Kata Guntur disela-sela kegiatan lomba mangaruhi, di halaman UPT Museum Balanga Palangka Raya, Rabu (28/8/2019). Senada dengan itu Kepala UPT Museum Balanga, Maliaki menambahkan, kegiatan lomba mangaruhi adalah cara jitu untuk menjaga sekaligus melestarikan eksistensi nilai budaya Kalteng agar tidak terlupakan. Seperti lomba mangaruhi kali ini kata dia, diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, ASN dan unsur masyarakat lainnya. “Kita ingin banyak elemen yang ikut melestarikan peninggalan kearifan lokal budaya kita, agar tidak tergerus jaman dan dilupakan begitu saja,” tandasnya. (MC. Isen Mulang) |