Pelestarian Bentang Alam Rungan Dalam Konservasi Orangutan

MMCKalteng - Palangka Raya – Hutan yang luas antara sungai Rungan dan sungai Kahayan di Kalimantan Tengah sampai saat ini masih berupa harapan yang terus berkembang dan berlanjut untuk perlindungan Hutan tersebut, maka pentingnya kegiatan pelestarian yang pernah dilakukan.
Maka salah satu kegiatan Borneo Nature Foundation (BNF) mengadakan sosialisasi BNF Program Rungan, bertempat di Luwansa hotel, Selasa (5/3/2019). BNF merupakan organisasi yang bergerak pada bidang konservasi, riset, serta edukasi yang berpusat di kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, bertujuan melindungi ekosistem alam serta tradisi lokal di Kalimantan Tengah dengan mempromosikan pengelolaan alam yang berkelanjutan.
Baca juga : WBP Nasrani Lapas Muara Teweh Ikuti Perayaan Paskah Bersama DitjenpasDan populasi orangutan di bentang alam Rungan demikian dikatakan Direktur Pelaksana BN, Bernat Ripoll Capilla. Lanskap Sungai Rungan berada di utara kota Palangka Raya antara sungai Rungan dan Sungai Kahayan, ini berlokasi 2 kabupaten dan 1 kota yaitu Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau dan Pemerintah Kota Palangka Raya. Lebih dari 150.000 hektar hutan hujan ditemukan di sini, termasuk hutan rawa gambut, hutan kerangas dan hutan pohon ulin atau kayu besi.
BNF mengadakan beberapa penelitian sehingga dapat menyediakan informasi berbasis bukti ilmiah bagi pengelolaan dan strategi pelestarian serta pembuatan kebijakan di masa depan bagi bentang sungai Rungan, khususnya : Identifikasi, deskripsi dan penelitian potensi konservasi di bentang alam Rungan serta menghasilkan rencana konservasi untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Rungan dengan konsep bentang alam, bekerja berdampingan dengan masyarakat sekitar, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setempat dan stakeholder swasta.
Adapun tujuan kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain : Memetakan sebaran habitat, tutupan hutan dan penggunaan lahan menggunakan Geographic Information System (GIS) dan teknologi drone dan memetakan nilai habitat dan keanekaragaman hayati. Serta mengembangkan stasiun penelitian lapangan permanen di dalam Hutan Pendidikan seluas 4,910 ha untuk keperluan penelitian, pendidikan, dan pelatihan siswa, seperti yang dikatakan Nityasa Namaskari dan Siti Maimunah dalam presentasinya Survey sebaran orangutan dan keanekaragaman hayati lainnya, termasuk hunian habitat di seluruh lanskap.
BNF juga mendukung kegiatan konservasi dan pemberdayaan masyarakat untuk melindungi dan memulihkan habitat hutan yang berisiko, termasuk mengembangkan unit pemadam kebakaran dan patroli hutan.
Mengadakan sosialisasi/forum konsultasi tentang area yang dilindungi dan rencana konservasi yang dimiliki. Selain itu BNF juga mengadakan sosialisasi dengan masyarakat, pemerintah dan stake holder, serta menyiapkan rencana pengelolaan, termasuk pengembangan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat berkelanjutan dengan masyarakat demikian ungkap Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Yuliana Nona. (MC. Isen Mulang)