Dua Museum Bersejarah di Kalimantan Tengah

MMCKalteng - Kalimantan Tengah memiliki dua museum ikonik yang menjadi saksi perjalanan budaya dan sejarah daerah ini, yaitu Museum Balanga di Palangka Raya dan Museum Kayu di Sampit. Keduanya tidak hanya berfungsi sebagai destinasi wisata edukatif, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga dan merawat identitas lokal di tengah derasnya arus modernisasi.
Melalui berbagai koleksi yang dipamerkan, kedua museum ini menjadi jendela yang menghubungkan generasi muda dengan akar budaya dan sejarah daerahnya. Inilah dua museum kebanggaan Kalimantan Tengah yang terus berperan dalam melestarikan warisan budaya dan memperkenalkannya ke masyarakat luas.
Baca juga : Bupati Gumas Resmikan Gedung Gereja Sakatik Kuala KurunMuseum Balanga
Museum Balanga berada di jantung Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Museum ini tepatnya terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 2,5. Bangunan ini sebelumnya adalah Gedung Monumen Dewan Nasional (GMDN) yang didirikan pada tahun 1963 yang secara resmi dinamakan “Balanga” pada 6 April 1973.
Museum Balanga menawarkan beragam fasilitas untuk kenyamanan pengunjung. Ada ruangan pameran interaktif yang menarik, serta sebuah auditorium yang bisa digunakan untuk berbagai acara dan pertunjukan. Tak hanya itu, museum ini juga menyediakan pemandu museum untuk membantu pengunjung menjelajahi koleksi.
Salah satu hal yang paling menarik dari Museum Balanga adalah koleksinya yang istimewa. Begitu masuk, pengunjung akan langsung merasakan suasana kehidupan tradisional Suku Dayak, yang terpajang dari lantai satu hingga lantai dua museum.
Koleksi Museum Balanga menghadirkan lebih dari 4.000 artefak, yang menggambarkan kehidupan tradisional masyarakat Dayak dan kebudayaan Kalimantan Tengah secara umum. Di lantai pertama, koleksi dipamerkan sesuai dengan siklus kehidupan manusia, meliputi peralatan yang digunakan dalam upacara kelahiran, pernikahan, dan kematian. Sedangkan di lantai dua, fokusnya adalah gambaran kehidupan nelayan dan petani di masa lalu.
Museum ini juga memamerkan berbagai senjata tradisional seperti Sumpit, Duhung, dan Mandau. Daya tarik lainnya adalah keberadaan miniatur rumah panjang yang dikenal dengan sebutan rumah Betang.
Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, koleksi Museum Balanga terbagi menjadi 10 klasifikasi objek. Klasifikasi ini mencakup Geologika (188 koleksi), Biologika (40 koleksi), Etnografika (1.383 koleksi), Arkeologika (112 koleksi), Historika (1.116 koleksi), Numismatika/Heraldika (781 koleksi), Filologika (4 koleksi), Keramologika (572 koleksi), Seni rupa (5 koleksi), dan Teknologika (53 koleksi).
Museum Kayu Sampit

Museum Kayu di Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu tempat wisata yang menawarkan pengalaman sejarah dan ekologi yang patut dikunjungi. Berlokasi di titik strategis, tepatnya di Jalan Jenderal S Parman Nomor 1, Kelurahan Mentawa Baru Hulu, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Di dalamnya tersimpan beragam koleksi yang menggambarkan kekayaan alam serta budaya khas Kalimantan Tengah.
Museum ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan resmi dibuka untuk umum pada 6 Oktober 2004. Nama “Museum Kayu” diambil karena Sampit pernah dikenal sebagai kota yang berjaya dalam industri hasil hutan, khususnya sektor perkayuan.
Museum Kayu menjadi tempat yang menyimpan jejak kejayaan industri perkayuan di Sampit tempo dulu. Di dalamnya, pengunjung bisa menemukan beragam koleksi jenis kayu, mesin pengolahan dari masa lampau, hingga peralatan dapur berbahan kayu yang kini semakin sulit ditemukan.
Berbagai aneka jenis kayu, mulai dari mesin pengolahan kayu, alat komunikasi, perlengkapan dapur, alat tangkap ikan, hingga alat transportasi. Di antara koleksi kayu yang dipamerkan, terdapat jenis-jenis seperti ramin, dowel, meranti kuning, alau, kemfa, ulin, benuas, samping, lanan, bangas, sungkui, pantung, dan pilam. Sebagian di antaranya telah diolah menjadi furnitur, sementara lainnya disajikan dalam bentuk sampel atau potongan.
Selain menampilkan berbagai jenis kayu, museum ini juga menyimpan koleksi alat komunikasi, peralatan rumah tangga, peralatan penangkap ikan, dan transportasi, termasuk lokomotif serta mobil jip yang pernah digunakan oleh mantan Gubernur Kalimantan Tengah.
Salah satu daya tarik utama Museum Kayu berada di lantai dua, pengunjung akan menemukan kerangka ikan paus biru (Balaenoptera musculus) sepanjang 25 meter, yang terdampar pada 23 September 2004 dan kini menjadi salah satu daya tarik utama museum.
Museum Balanga dan Museum Kayu menjadi bukti bahwa Kalimantan Tengah memiliki kekayaan yang lebih dari sekadar alamnya. Melalui dua museum ini, siapa pun bisa mengenal lebih dekat sejarah, budaya, dan tradisi yang jadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat. Keduanya bukan cuma tempat menyimpan benda lama, tapi juga ruang belajar yang membuat kita paham betapa beragamnya warisan Kalimantan Tengah yang patut dijaga. (MTD/edit:IAQ)