RAKERDA III DPD IWAPI Kalteng 2025, Perempuan Pengusaha Didorong Jadi Pilar UMKM dan Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045

MMCKalteng - Palangka Raya - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan kembali peran strategis perempuan dalam pembangunan ekonomi daerah melalui penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penegasan tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) III Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (DPD IWAPI) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025, yang diselenggarakan di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Kamis (24/7/2025).
RAKERDA yang berlangsung khidmat dan penuh semangat ini mengusung tema “Pemberdayaan dan Penguatan Kreativitas UMKM untuk Penguatan Sektor Ketahanan Pangan pada Wanita Pengusaha sebagai Sarana Menciptakan Daya Saing Daerah Mewujudkan Indonesia Emas 2045.”
Baca juga : Hari Terakhir Berlaga, Kontingen Kalteng Raih Medali Pada POPNAS XVI Tahun 2023Kegiatan dibuka secara resmi oleh Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Kalimantan Tengah Hj. Sunarti mewakili Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H. Edy Pratowo. Dalam sambutan tertulis Wakil Gubernur yang dibacakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyampaikan apresiasi tinggi atas kontribusi IWAPI dalam mendorong kemajuan UMKM perempuan, yang telah terbukti menjadi sektor andalan dalam menopang perekonomian daerah.
"Perempuan dengan kearifan lokal dan keterampilan tradisionalnya, memiliki peran sentral dalam memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keberlanjutan pangan. Melalui UMKM berbasis pangan, perempuan tidak hanya berdaya secara ekonomi, tetapi juga menjadi penguat ketahanan pangan di tingkat komunitas," ujar Sunarti membacakan sambutan Wakil Gubernur.
Wakil Gubernur juga menekankan bahwa penguatan UMKM tidak cukup hanya dari aspek produksi, tetapi harus diperluas pada aspek pemasaran, inovasi, dan daya saing produk. Adaptasi terhadap teknologi digital menjadi kebutuhan mendesak agar pelaku UMKM mampu bersaing dalam ekonomi modern yang dinamis.
"UMKM harus mampu bertransformasi. Inovasi produk, pengemasan yang menarik, serta pemanfaatan teknologi digital adalah bagian dari upaya membangun daya saing daerah. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan terus hadir melalui pelatihan, fasilitasi akses permodalan, promosi produk, dan penguatan ekosistem digital," tegasnya.
Sementara itu Ketua DPD IWAPI Provinsi Kalimantan Tengah Hj. Asti Rizky Badjuri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa perempuan merupakan kekuatan besar yang selama ini bekerja dalam senyap, namun memiliki dampak yang sangat nyata bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Ia menyebut bahwa lebih dari 60 persen pelaku UMKM di Kalimantan Tengah adalah perempuan dan IWAPI hadir sebagai wadah pemberdayaan agar potensi tersebut terus berkembang.
"Kita ingin menunjukkan bahwa perempuan pengusaha bukan sekadar pelengkap. Kita mampu memimpin, berinovasi, dan menghasilkan produk unggulan. IWAPI hadir bukan hanya untuk berkumpul, tetapi untuk bertumbuh bersama dan menjadi motor kemandirian pangan serta perekonomian daerah," tuturnya.

Ia juga mengajak seluruh anggota untuk tidak ragu memulai dari hal kecil. Menurutnya, gerakan menanam komoditas lokal seperti singkong, cabai, hingga padi varietas unggul merupakan bentuk nyata kontribusi terhadap ketahanan pangan. Produk lokal harus diolah secara kreatif, diberi nilai tambah, dan dijual melalui media sosial maupun platform digital, sehingga mampu menembus pasar di luar daerah.
"Dari singkong bisa jadi keripik. Dari beras merah bisa lahir produk sehat. Dari dapur ibu-ibu bisa hadir kontribusi besar bagi bangsa. Kita tidak perlu menunggu besar untuk mulai bergerak," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum I DPP IWAPI Tatyana S. Sutara mewakili Ketua Umum DPP IWAPI Nita Yudi menyampaikan salam hormat dari pusat serta menjelaskan peran IWAPI secara nasional dan global. Ia menyampaikan bahwa IWAPI saat ini menjadi representasi resmi perempuan pengusaha Indonesia dalam berbagai forum internasional, termasuk G20, ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), dan BRICS (Brazil, Russia, India, China, and South Africa) Women Business Alliance.
“Kami bukan hanya organisasi nasional. IWAPI telah menjadi bagian dari diplomasi ekonomi Indonesia di tingkat global. Kami membawa suara perempuan Indonesia ke forum-forum dunia dan selalu menunjukkan bahwa perempuan bukan beban pembangunan, melainkan aset bangsa,” tandasnya.
Tatyana juga menegaskan bahwa di usia IWAPI yang telah mencapai 50 tahun, organisasi ini telah mencetak ribuan wirausaha perempuan tangguh, yang memulai dari skala rumahan hingga mampu naik kelas ke usaha menengah bahkan besar. Ia berharap IWAPI daerah dapat terus memperkuat konsolidasi, memperluas jaringan, serta mendukung penuh agenda pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan.
“Kami percaya, ketika perempuan berdaya, maka keluarga akan lebih sejahtera. Anak-anak tumbuh lebih sehat dan bangsa ini akan tumbuh lebih kuat. IWAPI berdiri untuk itu,” pungkas Tatyana mengakhiri sambutannya.
Melalui forum ini, IWAPI Kalimantan Tengah berkomitmen memperkuat sinergi dengan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat guna menghadirkan peran perempuan pengusaha yang adaptif, inovatif, dan tangguh dalam menghadapi tantangan global. RAKERDA III ini menjadi tonggak penting dalam mengukuhkan tekad bersama untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang inklusif dan berdaya saing tinggi.

Tampak hadir Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Rahmat Nasution Hamka, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Alfian Mawardi, serta perwakilan dari berbagai organisasi perempuan dan organisasi masyarakat, termasuk Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga dari Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah. (ARK/Foto:Asf)